Kekeringan Meluas, Tiap Minggu BPBD Ponorogo Kirim 51 Tangki Air ke 21 Desa

BPDB suplai air bersih/Foto: Charolin Pebrianti

Ponorogo – Selama 2 bulan, Bumi Reog mengalami kekeringan. Akibatnya, 22 desa yang tersebar di-10 kecamatan meminta BPBD Ponorogo mengirim air bersih. Padahal Tahun 2018 hanya ada 14 desa yang tersebar di 8 kecamatan.

Data BPBD Ponorogo tiap minggu secara rutin mengirim 51 tangki air bersih ke-14 desa ditambah PDAM juga turut mengirim air bersih ke-7 desa lainnya. PMI juga turut andil membelikan armada baru.

Rincian desa yang mengalami kekeringan yakni Desa Duri, Desa Tugurejo, Desa Kambeng, Desa Slahung, Desa Caluk, Desa Ngilo-Ilo, Desa Menggare (Kecamatan Slahung), Desa Suren (Kecamatan Mlarak), Desa Tulung (Kecamatan Sampung), Desa Karangpatihan (Kecamatan Pulung), Desa Dayakan (Kecamatan Badegan), Desa Ngendut, Desa Pandak, Desa Karangpatihan (Kecamatan Balong), Desa Pelem, Desa Munggu, Desa Bungu (Kecamatan Bungkal), Desa Tumpuk, Desa Sawoo, Desa Prayungan (Kecamatan Sawoo), Desa Mrican (Kecamatan Jenangan), dan Desa Gabel (Kecamatan Kauman).

“51 Tangki dengan masing tangki bermuatan 6 ribu liter air, rutin kami kirim dari Senin-Minggu,” tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono kepada detikcom, Jumat (30/8/2019).

Menurutnya, tahun 2019 ini permintaan air bersih meningkat dibandingkan pada tahun 2018. Jika pada tahun 2018 lalu hanya menghabiskan Rp 35 juta untuk dropping air bersih, kini tahun 2019 selama 2 bulan terakhir dropping air bersih sudah menghabiskan dana Rp 50 juta.

“Dan akan masih terus berlanjut kebutuhan airnya,” terang dia.

Sebab, musim kemarau diprediksi oleh BMKG terjadi hingga akhir September 2019 mendatang. BPBD terus bersiap bahkan mengantisipasi jika kemarau panjang masih akan terus berlanjut hingga waktu yang belum ditentukan.

“Prediksi kan bisa berubah sewaktu-waktu, harapannya segera berakhir,” jelasnya.

Hingga saat ini BPBD bahkan memiliki jadwal pengiriman dropping air bersih, untuk menyukupi kebutuhan air bersih warga. Warga pun juga rela mengantre saat mobil tangki datang ke desa-desanya.

“Kadang warga juga membuat embung atau wadah air sementara, jadi saat mobil tangki datang langsung ditaruh di embung warga tinggal ngambil,” tukasnya.

Budi pun mengimbau kepada masyarakat yang ingin segera mendapatkan bantuan air bersih bisa segera mengirim surat melalui Kades untuk selanjutnya dikirim ke BPBD Ponorogo.

“Atau jika dalam keadaan mendesak bisa menghubungi nomor telepon BPBD, surat bisa menyusul,” pungkasnya.
(fat/fat)